Tekanan di pasar keuangan sempat membawa pelemahan pada nilai tukar rupiah dan pergerakan harga saham. Pada siang ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.655 per dolar AS, melemah 10 poin dibanding posisi penutupan kemarin. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,3 poin ke level 6.064.
Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo menjabarkan bahwa dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat inflasi juga berada pada level yang terkendali.
"Kinerja korporasi dalam negeri juga masih memadai, tercermin dari kinerja keuangan emiten Bursa Efek Indonesia yang sebagian besar mencatat perbaikan," ujar dia dalam keterangan resmi, Kamis (30/8).
Kendati demikian, ia menyebut faktor risiko di pasar keuangan global memang kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir, dipengaruhi oleh ekspektasi kelanjutan kenaikan bunga Amerika Serikat (AS) dan gejolak pasar keuangan Turki. Hal ini memicu peningkatan tekanan di pasar keuangan emerging markets, khususnya negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan eksternal. termasuk Indonesia.
"Di tengah peningkatan tekanan di pasar keuangan global, pasar modal domestik pada Agustus 2018 terpantau masih relatif stabil," terang dia.
IHSG pada perdagangan siang ini masih berada di level 6.064, membaik dibanding posisi akhir bukan lalu. Sedangkan di pasar Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil (yield) tenor jangka pendek, menengah, dan panjang meningkat masing-masing sebesar 128 bps, 162 bps, dan 122 bps.
Pada periode tersebut, investor nonresiden mencatat net sell di saham sebesar Rp2,5 triliun, dan net buy di SBN sebesar Rp8,2 triliun.
Sementara itu, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Juli 2018 secara umum masih bergerak positif. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan masing-masing tumbuh sebesar 11,34 persen (yoy) dan 5,53 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing 10,75 persen dan 5,18 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,89 persen (yoy), sedangkan premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 23,6 persen dan 14,8 persen.
Sementara di pasar modal, penghimpunan dana oleh korporasi pada Januari-Juli 2018 telah mencapai Rp108 triliun, dengan emiten baru sebesar 35 perusahaan. Total dana kelolaan investasi hingga akhir Juli 2018 telah mencapai Rp717,6 triliun, meningkat 4,63 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
Di tengah berlanjutnya volatilitas di pasar keuangan dalam negeri, profil risiko lembaga jasa keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) masih terjaga pada level yang terkelola.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,73 persen, sedangkan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan berada pada level 3,18 persen.
Sementara itu, permodalan lembaga jasa keuangan tercatat pada level yang cukup tinggi. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per Juli 2018 tercatat sebesar 22,76 persen, sedangkan Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 311 persen dan 457 persen.
"Dinamika di pasar keuangan diperkirakan masih akan berlanjut seiring masih tingginya downside risk di lingkup global," terang Anto.
Kendati kondisi pasar keuangan stabil, OJK mengaku akan terus memantau perkembangan suku bunga dan likuiditas global, gejolak di pasar keuangan emerging markets, dan tensi perang dagang.
OJK akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan nasional serta memperkuat koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait. (agi)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180830130548-78-326146/rupiah-melemah-ojk-sebut-stabilitas-pasar-keuangan-terjagaBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah, OJK Sebut Stabilitas Pasar Keuangan Terjaga"
Post a Comment