Pasar Tradisional Masih Jadi Pilar Ekonomi di Bantul - Tribun Jogja

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pasar tradisional terbukti masih menjadi pilar ekonomi di Bantul.

Hal tersebut dibuktikan dengan retribusi pasar yang kian meningkat.

Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Subianta Hadi memaparkan, pada 2018 tercapai hingga Rp 3,8 miliar dari target Rp 3,5 miliar.

"Retribusi bisa melebihi target di tahun lalu," kata Subianta, Jumat (8/2/2019).

Selain itu katanya, jumlah pedagang pasar di Bantul juga mengalami peningkatan.

"Tercatat ada 12 ribu pedagang di 32 pasar di Bantul," terangnya.

"Itu hasil evaluasi, jumlah pedagang tidak turun bahkan bertambah," imbuhnya.

Baca: Lomba Aerobic dan Lomba Maumere Tingkat Kabupaten Bantul di Goa Cemara

Selain itu, kata Subianta, selama ini pasar tradisional juga menjadi patokan untuk mengetahui harga kebutuhan pokok di Bantul.

"Harga standar bahan pokok di Bantul secara representatif juga dapat diketahui di pasar tradisional. Seperti harga beras, bawang merah, bawang putih, dll," jelasnya.

Adanya revitalisasi pasar juga membuktikan keberadaan pasar tradisional masih dikehendaki di Bantul.

Tahun lalu telah dilakukan revitalisasi lima pasar di Bantul dengan sumber dana alokasi khusus (DAK).

Baca: Berkunjung ke Pasar di Atas Awan Magelang, Pasar Tradisi Lembah Merapi Gunung Gono

Begitu pula tahun ini juga akan dilakukan revitalisasi dua pasar yakni Pasar Jejeran dan Pasar Pundong.

"Masih ada revitalisasi revitalisasi. Itu bukti bahwa pasar tradisional masih kehendaki," tuturnya.

Meski tak dimungkiri keberadaan toko modern juga makin marak. Soal toko modern, Subianta menyebut, toko modern ini juga telah diatur dan tidak dilarang.

"Pasar modern tidak dilarang tapi diatur," katanya. "Ada pengaturan jarak, dari pasar tradisional toko modern bejejaring 3000 meter dan non berjejaring 1000 meter," jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Let's block ads! (Why?)