
Sentimen tambahan adalah buruknya tiga data ekonomi AS yang memicu kekhawatiran pasar sehingga mereka meminta adanya penurunan suku bunga acuan bank sentralnya, yang saat ini sudah ekspektasinya sudah mendekati 90% dari pekan lalu hanya 49%, berdasarkan CME Fedwatch.
Naiknya harga SUN itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 3 basis poin (bps) menjadi 7,23%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Penguatan lebih signifikan terjadi di harga wajar yang dikeluarkan PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA).I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas, menilai derasnya investor asing ke pasar SUN belum maksimal karena penguatan harga belum sesuai dengan banyaknya dana asing yang masuk ke pasar."Investor asing memang menaikkan harga, tetapi penguatan harga belum sesuai dengan besarnya dana asing yang masuk sehingga mereka kemungkinan shifting [mengalihkan] dari seri acuan tahun ini ke seri acuan tahun depan yang belum cukup banyak di pasar," ujarnya di CNBC Indonesia hari ini (4/10/19).Dia menambahkan minimnya likuiditas seri acuan baru tahun depan yang belum cukup banyak di pasar membuat kenaikan harga seri-seri tersebut lebih cepat dibandingkan dengan seri lain.Made juga memprediksi ada potensi kenaikan return dari pasar obligasi pemerintah hingga akhir tahun masih 2% lagi dari saat ini yang sudah sebesar 10% sejak awal tahun, dihitung dari indeks IBPA INDOBeX Government Total Return. Potensi tersebut memfaktorkan adanya penurunan suku bunga acuan AS dan domestik sekali lagi hingga Desember.
Yield Obligasi Negara Acuan 4 Okt'19 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 3 Okt'19 (%) |
Yield 4 Okt'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar IBPA 4 Okt'19 (%) |
FR0077 |
5 tahun |
6.677 |
6.653 |
-2.40 |
6.5825 |
FR0078 |
10 tahun |
7.26 |
7.23 |
-3.00 |
7.1979 |
FR0068 |
15 tahun |
7.701 |
7.69 |
-1.10 |
7.6524 |
FR0079 |
20 tahun |
7.845 |
7.843 |
-0.20 |
7.8286 |
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik IBPA masih menguat. Indeks tersebut naik 0,42 poin (0,16%) menjadi 262,64 dari posisi kemarin 262,21.
Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 569 bps, menyempit dari posisi kemarin 572 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun 0,5 bps hingga 1,531% dari posisi kemarin 1,536%.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada beberapa pasang seri acuan, yang lumrah terjadi sejak perang dagang China-AS memanas pada April lalu.
Saat ini pelaku pasar global lebih menantikan inversi pada yield tenor 2 tahun-10 tahun yang mulai mereda tetapi masih menjadi perhatian pasar, sebagai indikator yang menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 4 Okt'19 |
|||||
Seri |
Benchmark |
Yield 3 Okt'19 (%) |
Yield 4 Okt'19 (%) |
Selisih (Inversi) |
Satuan Inversi |
UST BILL 2019 |
3 Bulan |
1.719 |
1.705 |
3 bulan-5 tahun |
36.1 |
UST 2020 |
2 Tahun |
1.386 |
1.39 |
2 tahun-5 tahun |
4.6 |
UST 2021 |
3 Tahun |
1.343 |
1.348 |
3 tahun-5 tahun |
0.4 |
UST 2023 |
5 Tahun |
1.342 |
1.344 |
3 bulan-10 tahun |
17.6 |
UST 2028 |
10 Tahun |
1.536 |
1.529 |
2 tahun-10 tahun |
-13.9 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.031,16 triliun SBN, atau 38,66% dari total beredar Rp 2.667 triliun berdasarkan data per 3 Oktober.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 137,91 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke dari pasar SUN senilai Rp 3,14 triliun dan sejak awal bulan sudah surplus Rp 1,77 triliun.
Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya naik 0,38% dan 0,28%. Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju hampir serempak, mayoritas mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
|||
Negara |
Yield 3 Okt'19 (%) |
Yield 4 Okt'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil |
7.05 |
6.98 |
-7.00 |
China |
3.163 |
3.155 |
-0.80 |
Jerman |
-0.584 |
-0.59 |
-0.60 |
Prancis |
-0.286 |
-0.29 |
-0.40 |
Inggris |
0.474 |
0.455 |
-1.90 |
India |
6.657 |
6.682 |
2.50 |
Jepang |
-0.189 |
-0.208 |
-1.90 |
Malaysia |
3.29 |
3.289 |
-0.10 |
Filipina |
4.627 |
4.56 |
-6.70 |
Rusia |
7.03 |
6.98 |
-5.00 |
Singapura |
1.686 |
1.631 |
-5.50 |
Thailand |
1.43 |
1.48 |
5.00 |
Amerika Serikat |
1.536 |
1.531 |
-0.50 |
Afrika Selatan |
8.245 |
8.2 |
-4.50 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) https://www.cnbcindonesia.com/market/20191004185713-17-104580/reli-pasar-sun-genap-sepekan-asing-tak-bosan-bikin-rekorBagikan Berita Ini
0 Response to "Reli Pasar SUN Genap Sepekan, Asing Tak Bosan Bikin Rekor! - CNBC Indonesia"
Post a Comment