
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 10,2 basis poin (bps) menjadi 7,34%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai pengumuman data CAD mengangkat pasar SUN, terutama seri 15 tahun dan seri acuan baru tahun depan yaitu FR0082.
"Hari ini yang ditransaksikan adalah seri 15 tahun, baik yang menjadi seri acuan 15 tahun 2019 maupun yang akan menjadi seri acuan 15 tahun pada 2020," ujarnya hari ini (8/11/19). SUN seri FR0082 akan jatuh tempo pada 2040 sehingga berpotensi besar menjadi seri acuan 10 tahun pada 2020.
Yield Obligasi Negara Acuan 8 Nov'19 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 7 Nov'19 (%) |
Yield 8 Nov'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar IBPA 8 Nov'19 (%) |
FR0077 |
5 tahun |
6.447 |
6.437 |
-1.00 |
6.3815 |
FR0078 |
10 tahun |
7.002 |
6.972 |
-3.00 |
6.9516 |
FR0068 |
15 tahun |
7.445 |
7.343 |
-10.20 |
7.2811 |
FR0079 |
20 tahun |
7.666 |
7.581 |
-8.50 |
7.5472 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068 triliun SBN, atau 39,09% dari total beredar Rp 2.734 triliun berdasarkan data per 7 November. Angka itu menjadi rekor tertinggi baru, menghapus rekor sebelumnya Rp 1.064 triliun pada 6 November.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, hampir seluruhnya terkoreksi sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
|||
Negara |
Yield 7 Nov'19 (%) |
Yield 8 Nov'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil |
6.62 |
6.68 |
6.00 |
China |
3.278 |
3.29 |
1.20 |
Jerman |
-0.249 |
-0.235 |
1.40 |
Prancis |
0.041 |
0.061 |
2.00 |
Inggris |
0.792 |
0.803 |
1.10 |
India |
6.501 |
6.554 |
5.30 |
Jepang |
-0.072 |
-0.058 |
1.40 |
Malaysia |
3.441 |
3.441 |
0.00 |
Filipina |
4.563 |
4.59 |
2.70 |
Rusia |
6.36 |
6.37 |
1.00 |
Singapura |
1.765 |
1.8 |
3.50 |
Thailand |
1.66 |
1.73 |
7.00 |
Amerika Serikat |
1.922 |
1.943 |
2.10 |
Afrika Selatan |
8.39 |
8.46 |
7.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) https://www.cnbcindonesia.com/market/20191108195744-17-113914/pasar-optimistis-imbal-hasil-sun-15-tahun-turun-10-bipsBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Optimistis, Imbal Hasil SUN 15 Tahun Turun 10 Bips - CNBC Indonesia"
Post a Comment