Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 0,7 basis poin (bps) menjadi 7,7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 10 Dec'19 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 9 Dec'19 (%) |
Yield 10 Dec'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar IBPA 10 Dec'19 (%) |
FR0077 |
5 tahun |
6.541 |
6.53 |
-1.10 |
6.5161 |
FR0078 |
10 tahun |
7.112 |
7.114 |
0.20 |
7.0885 |
FR0068 |
15 tahun |
7.557 |
7.562 |
0.50 |
7.5358 |
FR0079 |
20 tahun |
7.7 |
7.707 |
0.70 |
7.6756 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,13 poin (0,05%) menjadi 268,27 dari posisi kemarin 268,15.
Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 530 bps, melebar dari posisi kemarin 528 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun 2,4 bps hingga 1,8% dari posisi kemarin 1,83%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.066,27 triliun SBN, atau 38,53% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 9 Desember.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 173,02 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak awal bulan, investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,53 triliun. Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, koreksi harga terjadi secara umum sehingga yield mayoritas obligasi negara naik.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
|||
Negara |
Yield 9 Dec'19 (%) |
Yield 10 Dec'19 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) |
6.78 |
6.79 |
1.00 |
China (A+) |
3.208 |
3.223 |
1.50 |
Jerman (AAA) |
-0.302 |
-0.299 |
0.30 |
Prancis (AA) |
0.015 |
0.02 |
0.50 |
Inggris Raya (AA) |
0.764 |
0.781 |
1.70 |
India (BBB-) |
6.659 |
6.703 |
4.40 |
Jepang (A) |
-0.016 |
-0.018 |
-0.20 |
Malaysia (A-) |
3.428 |
3.446 |
1.80 |
Filipina (BBB) |
4.628 |
4.607 |
-2.10 |
Rusia (BBB) |
6.37 |
6.38 |
1.00 |
Singapura (AAA) |
1.759 |
1.746 |
-1.30 |
Thailand (BBB+) |
1.595 |
1.605 |
1.00 |
Amerika Serikat (AAA) |
1.831 |
1.807 |
-2.40 |
Afrika Selatan (BB+) |
8.37 |
8.43 |
6.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tanggal 15 Semakin Dekat, Investor di Pasar SUN Masih Gelisah - CNBC Indonesia"
Post a Comment