
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 2,5 basis poin (bps) menjadi 6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Jan'20 |
|||||
Seri |
Jatuh tempo |
Yield 29 Jan'20 (%) |
Yield 30 Jan'20 (%) |
Selisih (basis poin) |
Yield wajar PHEI 30 Jan'21 (%) |
FR0081 |
5 tahun |
6.034 |
6.009 |
-2.50 |
5.9642 |
FR0082 |
10 tahun |
6.648 |
6.645 |
-0.30 |
6.622 |
FR0080 |
15 tahun |
7.155 |
7.14 |
-1.50 |
7.1385 |
FR0083 |
20 tahun |
7.337 |
7.348 |
1.10 |
7.2929 |
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih menguat. Indeks tersebut naik 0,36 poin (0,13%) menjadi 276,3 dari posisi kemarin 275,94.
Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 508 bps, melebar dari posisi kemarin 505 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun 2,9 bps hingga 1,56% dari posisi kemarin 1,59%.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada yield pasangan seri 3 bulan-5 tahun yang mulai terjadi sejak akhir pekan lalu seiring dengan berita merebaknya virus corona Wuhan. Hari ini, inversi semakin melebar ke pasangan seri 2 tahun-5 tahun dan mengindikasikan investor melihat risiko jangka pendek semakin meningkat. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 30 Jan'20 |
|||||
Seri |
Benchmark |
Yield 29 Jan'20 (%) |
Yield 30 Jan'20 (%) |
Selisih (Inversi) |
Satuan Inversi |
UST BILL 2019 |
3 Bulan |
1.562 |
1.551 |
3 bulan-5 tahun |
16.3 |
UST 2020 |
2 Tahun |
1.419 |
1.399 |
2 tahun-5 tahun |
1.1 |
UST 2021 |
3 Tahun |
1.4 |
1.378 |
3 tahun-5 tahun |
-1 |
UST 2023 |
5 Tahun |
1.416 |
1.388 |
3 bulan-10 tahun |
-1.4 |
UST 2028 |
10 Tahun |
1.594 |
1.565 |
2 tahun-10 tahun |
-16.6 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.084,33 triliun SBN, atau 38,98% dari total beredar Rp 2.781 triliun berdasarkan data per 29 Januari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih keluar dari pasar SUN senilai Rp 7,69 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan atau awal tahun masih surplus Rp 22,47 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, penguatan harga masih terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.
Hal tersebut mencerminkan investor global masih memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang |
|||
Negara |
Yield 29 Jan'20 (%) |
Yield 30 Jan'20 (%) |
Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) |
6.66 |
6.705 |
4.50 |
China (A+) |
3.053 |
3.05 |
-0.30 |
Jerman (AAA) |
-0.372 |
-0.398 |
-2.60 |
Prancis (AA) |
-0.117 |
-0.137 |
-2.00 |
Inggris Raya (AA) |
0.518 |
0.543 |
2.50 |
India (BBB-) |
6.568 |
6.558 |
-1.00 |
Jepang (A) |
-0.055 |
-0.053 |
0.20 |
Malaysia (A-) |
3.157 |
3.144 |
-1.30 |
Filipina (BBB) |
4.625 |
4.662 |
3.70 |
Rusia (BBB) |
6.25 |
6.27 |
2.00 |
Singapura (AAA) |
1.617 |
1.59 |
-2.70 |
Thailand (BBB+) |
1.36 |
1.34 |
-2.00 |
Amerika Serikat (AAA) |
1.594 |
1.565 |
-2.90 |
Afrika Selatan (BB+) |
9.01 |
8.98 |
-3.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) https://www.cnbcindonesia.com/market/20200130201840-17-134136/virus-corona-bayangi-pasar-sun-inversi-us-treasury-bertambahBagikan Berita Ini
0 Response to "Virus Corona Bayangi Pasar SUN, Inversi US Treasury Bertambah - CNBC Indonesia"
Post a Comment