
Berkaca dari penutupan pasar saham di Wall Street akhir pekan kemarin, Jumat (14/2/2020), pelaku pasar masih akan memperhatikan virus corona sebagai faktor utama yang dapat menentukan arah pasar pekan ini.
Sekadar gambaran, virus Covid-19 masih terus mengintai dan menelan korban baru. Menurut data John Hopkins CSSE per Minggu (16/2/2020), virus tersebut telah menginfeksi 69.256 orang di dunia. Kasus paling banyak dilaporkan di China yang mencapai 68.500 kasus.
Jumlah korban meninggal sampai siang ini mencapai 1.669 orang. Sebanyak 1.665 orang berasal dari China. Sedangkan empat kasus kematian lain dilaporkan di Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Jepang masing-masing satu kasus.
Melambatnya pertumbuhan kasus infeksi dan stimulus pemerintah China sempat membuat pasar berbalik optimistis. Akan tetapi, optimisme itu kemudian kembali sirna seiring dengan belum jelasnya perkembangan dari pengobatan dan penanggulangan virus tersebut.
Selain virus corona itu, pekan depan pelaku pasar global diprediksi akan mencermati beberapa agenda.
Data bacaan awal pertumbuhan ekonomi Jepang 2019 yang diumumkan nanti malam. Sedangkan investasi asing langsung (FDI) China periode Januari akan dirilis pada Senin pagi. Trading Economics mencatat prediksi pelaku pasar pada data GDP Jepang akan negatif -3,7% sepanjang 2019.
Dari domestik, data neraca perdagangan Januari juga akan menjadi perhatian pelaku pasar pada Senin. Konsensus yang dikumpulkan Trading Economics menunjukkan pelaku pasar memprediksi defisit neraca perdagangan akan melebar menjadi US$ 270 juta dari defisit bulan Desember US$ 30 juta.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200216200702-17-138249/corona-masih-ganas-bagaimana-pergerakan-pasar-pekan-depanBagikan Berita Ini
0 Response to "Corona Masih Ganas, Bagaimana Pergerakan Pasar Pekan Depan? - CNBC Indonesia"
Post a Comment