
"Pertama, ini adalah ada ketakutan publik, karena takut corona (China), maka tidak akan ada lagi bawang putih," kata Limpo di gedung DPR, Senin (17/2).
Selain itu, menurut Limpo, pihak industri pengguna bahan baku bawang putih memborong stok karena takut kehilangan bawang putih, kemudian membeli lebih cepat. Selebihnya ada faktor importir yang menahan stok.
"Data pada kami 120 ribu ton masih ada di tangan importir dan akan panen Maret-April 30 ribu ton. Penggunaan per bulan 47.000 lebih, sampai 3 bulan ke depan menurut kita," katanya.
Limpo mengatakan dari kondisi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih. Tahun ini diperkirakan 300-400 ribu ton,
"Mau nggak mau kita harus impor, dan ini ada kepanikan, yang kita lakukan tanpa upaya agar impor bisa dikurangi dan ketergantungan bisa dihilangkan," katanya.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional di seluruh provinsi pada hari ini, Senin (17/2/2020) berada di Rp 51.700/kg, naik 41,6% jika dibandingkan pada 21 Januari lalu.
(hoi/hoi)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200217162742-4-138455/pasar-panik-harga-bawang-terbang-importir-simpan-stokBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Panik! Harga Bawang Terbang, Importir Simpan Stok - CNBC Indonesia"
Post a Comment