
Harga batu bara kembali terkoreksi sebesar 0,88% menjadi US$ 67,65/ton setelah sehari sebelumnya hampir menyentuh titik tertingginya sejak 28 Agustus. Pada periode perdagangan sebelumnya harga si emas hitam ditutup di harga US$ 68,25/ton.
Isu perlambatan ekonomi global, perang dagang AS-China, kebijakan pengurangan emisi karbon yang terus digencarkan Eropa hingga pembatasan impor batu bara dari Australia oleh China jadi isu utama yang membuat harga batu bara satu tahun ini masih terkoreksi.
Walaupun Amerika dan Eropa diprediksi akan terus mengurangi konsumsi batu bara mereka, permintaan batu bara masih datang Asia terutama India dan Korea. Dilansir dari Reuters, beberapa perusahaan asal Korea Selatan berniat membeli batu bara untuk periode 2019 dan tahun-tahun selanjutnya.
Korea Southern Power Co Ltd (KOSPO) sedang mencari 480.000 ton batu bara berkalori rendah (minimal 3.800 kcal/kg) untuk tiga tahun tender hingga 2021. Penawaran tender akan tutup hari ini jam 2 siang waktu setempat.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Korea Western Power Co Ltd (WP), perusahaan tersebut berencana membeli 156.000 ton batu bara untuk dikirim antara bulan November dan Desember tahun. Penawaran tender ini akan berakhir pada 13 September pukul 10 pagi waktu setempat.
Walaupun menghasilkan emisi karbon yang besar, sejauh ini batu bara masih menjadi pilihan sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik mengingat jumlahnya yang berlimpah dan harganya yang relatif murah. Pasar Asia diprediksi masih akan menjadi penyokong permintaan batu bara kedepannya.
(TIM RISET CNBC) (taa/taa)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190912143319-17-98980/harga-terus-turun-pasar-korea-siap-borong-batu-baraBagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Terus Turun, Pasar Korea Siap Borong Batu Bara - CNBC Indonesia"
Post a Comment