
PT Pos Indonesia meluncurkan layanan pengiriman barang khusus bagi pedagang online, yakni Q-Comm. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berharap bisa menggaet 10% pasar e-commerce melalui layanan anyar tersebut.
Direktur Komersial Pos Indonesia Charles Sitorus menjelaskan, layanan ini memungkinkan pedagang e-commerce mengirimkan barang maksimal dua hari. “Namun, saat ini baru ada di 95 kota/kabupaten di Jawa,” kata dia di Jakarta, Rabu (6/11).
Pengguna bisa memesan layanan ini secara online melalui situs posindonesia.co.id. Selain kecepatan, Charles mengatakan bahwa Q-Comm memiliki tiga keunggulan yakni ambil paket gratis, resi otomatis dan bisa bayar ditempat (cash on delivery/COD).
Maksimal barang yang bisa dikirim lewat Q-Comm hanya lima kilogram (kg). “Kami menargetkan bisa meraih pangsa pasar 10% dari e-commerce,” kata Charles.
(Baca: Cara Pos Indonesia Keluar dari Masalah Keuangan)
Q-Comm melengkapi layanan pengiriman sebelumnya, yakni Q9 yang dirilis awal September lalu. Pos Indonesia menawarkan jasa distribusi barang maksimal sembilan jam di dalam kota lewat Q9.
Charles menyebutkan, layanan pengiriman terkait e-commerce berkontribusi sekitar 30% terhadap pendapatan perusahaan. Karena itu, perusahaan gencar menyediakan layanan untuk salah satu industri berbasis digital ini.
Perusahaan logistik milik negara ini pun telah memiliki kurir 2.750 orang di seluruh Tanah Air. Pos Indonesia ingin mengembangkan layanan-layanan baru untuk memenuhi kebutuhan di berbagai sektor.
Hanya, Charles enggan menyebutkan nilai investasi untuk program pengembangan ini. "Pokoknya, kami akan mendigitalkan (layanan), enam bulan lagi harus lebih baik. Itu yang dijanjikan kepada pelanggan," kata dia.
(Baca: Pos Indonesia Rilis Aplikasi Kurir Instan dan Tilang Elektronik)
Pada Maret lalu, Pos Indonesia juga meluncurkan Pos Giro Mobile. Melalui aplikasi ini, pengguna bisa membayar berbagai tagihan, mengirim uang lewat layanan weselpos instan, dan mengelola keuangan.
“Mungkin ke depan kami akan mengeluarkan QFood. Kami punya keyakinan ini akan berkembang dengan baik,” kata dia. Bahkan, perusahaan tengah mengembangkan program loyalitas bagi pebisnis online yang menggunakan jasa Pos Indonesia.
Secara umum, Charles menilai industri logistik di Indonesia sulit berkembang karena kurangnya regulasi yang mendukung. Hal itu menyebabkan biaya pengiriman barang membengkak.
"Biaya logistik Indonesia menjadi salah satu yang termahal, yakni lebih dari 23 %” kata dia. Padahal di Jepang dan Filipina, biayanya hanya 10 % dan 15 % masing-masing.
(Baca: Pos Indonesia Bantah Bangkrut, Targetkan Laba Tumbuh 39% Tahun Ini)
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Incar 10% Pasar E-Commerce, PT Pos Indonesia Luncurkan Q-Comm - Katadata News"
Post a Comment