![<i>Pasar Malam Jadi Harapan Raup Rezeki<i/>](https://www.lampost.co/upload/i-pasar-malam-jadi-harapan-raup-rezeki-i.jpg)
Kalianda (Lampost.co) -- Pengunjung silih berganti datang berkeliling pasar malam di lapangan sepak bola Desa Pematangpasir, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Sabtu malam, 1 Februari 2020. Petugas operator wahana pasar malam dengan sigap mengatur kendali permainan.
Alunan lagu dangdut terdengar berdendang. Di sisi kiri dan kanan berjejer para penjual jajanan dan pakaian menggelar dagangan.
Bagi masyarakat mungkin pasar malam hanya sekadar menjadi tempat mencari hiburan. Tetapi bagi segelintir orang, pasar malam menjadi tempat mencari rezeki dan mengadu keberuntungan.
Mereka adalah para pedagang yang ikut rombongan pasar malam. Dari mulai pedagang camilan, minuman, mainan anak-anak hingga pakaian dapat ditemui di tengah tengah wahana permainan.
Sebut saja Agus (32), salah satu rombongan pasar malam yang berjualan mainan anak-anak. Tujuh tahun lalu Agus mulai masuk rombongan pasar malam itu dan menggantungkan nasib dengan berjualan balon untuk anak-anak.
"Alhamdulillah sekarang sedikit-sedikit barang dagangan bertambah," ujar pria asal Pringsewu itu.
Kebanyakan pedagang yang berjualan sudah dalam salah satu rombongan pasar malam. Para pedagang ini akan selalu ikut ke mana pun pasar malam berpindah lokasi.
Biasanya mereka membayar sewa kepada pengelola pasar malam. Besarannya bergantung lokasi. Menurut Agus, biaya sewa berkisar Rp400—Rp600 ribu.
Pedagang camilan popcorn dan arumanis, Rohmat (45), setia mengikuti rombongan pasar malam. Menurut dia, berjualan di pasar malam lebih menguntungkan daripada berjualan di pinggir jalan.
Keramaian pengunjung dimanfaatkan untuk berjualan. Banyak pengunjung yang datang masuk wahana permainan, setelah itu mereka membeli jajanan. "Ada saja yang beli popcorn ataupun arumanis," ujarnya.
Kendala yang dihadapi para pedagang juga sama seperti pengelola pasar malam, yaitu berpacu dengan cuaca yang tak menentu. Jika cuaca tidak bersahabat atau hujan, terpaksa mereka tidak berjualan. Rezeki pun tertunda.
Romlah (41), pedagang busana muslim, mengaku sepekan terakhir ini hujan turun setiap malam. Kondisi cuaca membuatnya tidak meraup rezeki. Meski demikian, dia hadapi dengan senyuman.
"Waktu yang paling menguntungkan untuk berjualan di pasar malam adalah saat malam minggu. Saat tidak turun hujan, omzet bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Puluhan potongan jilbab dan busana muslim laku terjual," katanya.
Para pedagang ini biasanya berjualan 20—30 hari di satu tempat. Setelah itu, mereka pindah ke tempat lain mengikuti rombongan pasar malam.
Terkadang tak mendapat penghasilan sepeser pun akibat cuaca buruk, namun mereka tetap menggantungkan nasibnya di tempat itu.
"Keluarga yang menjadi motivasi kami. Dalam keadaan apa pun, kami harus tetap menghidupi anak-anak," ujar Romlah lirih.
Muharram Candra Lugina
https://www.lampost.co/berita-i-pasar-malam-jadi-harapan-raup-rezeki-i.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Malam Jadi Harapan Raup Rezeki - Lampost"
Post a Comment