
Pada Senin (3/2/2020), bursa Amerika Serikat (AS) mencatatkan penurunan terbesar sejak Oktober. Ini terjadi bertepatan dengan kabar terus meningkatnya jumlah korban tewas akibat virus asal Wuhan, China itu.
Per Kamis ini, virus corona telah menewaskan 565 orang di China. Sementara itu, jumlah korban terjangkit di seluruh dunia mencapai lebih dari 28 ribu kasus sejak ditemukan pada Desember. Saat ini virus telah menyebar di sedikitnya 26 negara.
Akibat ketidakpastian ini juga, para pelaku pasar banyak yang mengalihkan investasinya ke aset yang lebih aman (safe havens).
Bahkan menurut Seema Shah, kepala strategi di Principal Global Investors, cepatnya penyebaran virus ini di seluruh dunia jauh lebih menakutkan bagi pasar ketimbang penyebaran virus SARS yang menghantui dunia pada 2003 lalu.
Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) menjangkiti banyak negara di dunia sepanjang 2002-2003. Pada periode itu, korban tewas akibat SARS di China hanya mencapai angka 349 kematian, sebagaimana dilaporkan AFP.
Sementara dalam skala global, SARS yang juga juga berasal dari China, telah menewaskan lebih dari 700 orang dan menjangkiti 8.000-an di seluruh dunia sepanjang 2002-2003.
Selain fakta bahwa Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV) telah memakan lebih banyak korban di China dan menjangkiti lebih banyak orang ketimbang SARS, berikut tiga alasan lainnya mengapa coronavirus jenis baru ini lebih menakutkan bagi pasar, sebagaimana disampaikan Shah dalam artikel yang dikutip dari Business Insider.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200206121155-17-135781/3-alasan-corona-lebih-menakutkan-bagi-pasar-dibanding-sarsBagikan Berita Ini
0 Response to "3 Alasan Corona Lebih Menakutkan Bagi Pasar Dibanding SARS - CNBC Indonesia"
Post a Comment