Search

Virus Corona Bikin Rp 347 T Menguap dari Pasar Modal RI - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia- Berbagai sentimen negatif dari internasional dan dalam negeri membuat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir di sepanjang bulan Januari 2020 kurang mengesankan dan kapitalisasi pasarnya (market cap) menguap.

Beberapa faktor tersebut antara lain wabah virus Corona (2019-nCoV) yang telah menyebar ke sedikitnya 25 negara dan perkembangan kasus dugaan korupsi Asuransi Jiwasraya.


Pada penutupan sesi I hari Jumat (31/1/2020), IHSG ditutup pada level 5.966 turun 90 poin atau 1,5%. Jika dihitung sejak awal tahun atau year to date (ytd), IHSG sudah kehilangan 333 poin atau amblas 5,28% sejak ditutup pada level 6.299 pada akhir 2019 lalu.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai market cap IHSG menjadi Rp 6.917 triliun pada sesi I. Artinya nilai kapitalisasi bursa saham domestik sudah kehilangan 347,04 triliun dari posisi market cap akhir tahun lalu pada angka Rp 7.265 triliun.

Salah satu penyebab koreksi IHSG ialah aksi jual investor asing (foreign investor) yang melakukan penjualan saham dengan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp 520 miliar di pasar reguler, sedangkan di semua pasar mencapai Rp 515,28 miliar.

Saham-saham yang banyak dijual asing yakni: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 211,6 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 118,1 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 48,5 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 27,96 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 16,47 miliar).

Sejak awal tahun, asing mencatatkan net sell sebanyak Rp 918,1 miliar di pasar reguler, sedangkan di pasar non reguler (nego+tunai) masih net buy Rp 2,28 triliun.

Kondisi pasar saham yang lesu tersebut tidak terjadi pada pasar obligasi pemerintah. Data refinitiv pukul 13:00 menunjukkan obligasi tenor 5 tahun terjadi penurunan yield 1,6 basis poin, tenor 10 tahun turun 0,8 poin, tenor 20 tahun turun 0,9 poin, tenor 25 tahun turun 0,7 poin, dan tenor 30 tahun turun 2,2 poin.

Pergerakan harga dan yield pada instrumen obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, ketika harga suatu obligasi naik, maka yield menjadi turun, begitupun sebaliknya.

Yield lebih umum menjadi acuan keuntungan yang didapat investor dan dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

Let's block ads! (Why?)

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200202175039-17-134595/virus-corona-bikin-rp-347-t-menguap-dari-pasar-modal-ri

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Virus Corona Bikin Rp 347 T Menguap dari Pasar Modal RI - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.